Berita ini sengaja saya kutip karena saya pribadi sebagai Muslim merasa perlu mempublikasikan berita ini.
Hidayatullah.com--Keluarga Bernards bukanlah orang Muslim. Namun, seperti banyak orang Belanda lain, meningkatnya popularitas Geert Wilders yang anti-Islam dan partai sayap kanan jauh di Parlemen Eropa membuat mereka takut.
"Kondisinya semakin menakutkan," ujar Marjina Bernard dari Kota Rotterdam.
Partai pimpinan Wilders menduduki posisi kedua dalam pemilu Parlemen Eropa awal bulan ini dengan meraih enam dari 24 kursi. Partai yang mengkampanyekan kebijakan anti-Islam, anti-imigran semakin menambah kekuatan hingga dua kali lipat di parlemen Eropa. Banyak pihak khawatir bahwa popularitas ini bakal semakin mendorong Wilders dan partainya untuk berkuasa pada pemilu tahun depan.
"Setelah ini, saya sungguh yakin bahwa Wilders bakal menjadi perdana menteri dalam pemilu parlemen 2011, atau sekurangnya menetapkan agenda politik. Kondisi ini seperti yang terjadi di Jerman pada 1930-an," kata Alfred Bernard, seorang pengacara.
Wilders, yang partainya meraih sembilan kursi di 150 kursi parlemen Belanda, tidak menyembunyikan ambisi untuk menjabat perdana menteri. Banyak orang percaya bahwa Wilders menjadi lebih rasis dan bermusuhan terhadap umat Muslim dan akan melanjutkan sikapnya ini setelah menang dalam pemilu Eropa. "Ia semakin ekstrem menentang umat Muslim," tegas Marjina.
Wilders, yang mendirikan partai anti-imigran pada 2006, dikenal dalam pidatonya yang mengecam Islam dan umat Islam. Ia merilis film dokumen 'Fitna' atau hasutan dalam bahasa Arab yang berdurasi 15 menit pada Maret 2008 yang isinya menyebut Al-Quran mengobarkan kekerasan. Filmnya ini memicu kecaman internasional. Sebelumnya ia juga menyerukan larangan peredaran Al-Quran yang dianggap fasis.
Ia bersumpah akan menetapkan kebijakan baru melawan umat Islam yang berjumlah satu juta dari 16 juta orang Belanda begitu partainya berkuasa. Ia akan menghentikan imigrasi dari negara muslim dan menutup sekolah Islam. "Kami ingin merasa lebih bangga dengan identitas kami," tandasnya.
Alfred khawatir bakal semakin banyak orang tertarik dengan pandangan Wilders yang rasial, khususnya di tengah resesi global. "Orang-orang menjadi kehilangan arah karena krisis ekonomi. Banyak orang merasa tak puas dengan politisi utama," kata Alfred.
Namun Martin Voltuees, seorang pemilik kafe dan penduduk Rotterdam, tidak sependapat. Ia percaya bahwa masyarakat Belanda terlalu toleran dipengaruhi oleh gagasan Wilders yang ekstrem dan xenofobia.
Beberapa hari lalu, Wilders bahkan sempat kembali berulah dengan mengusulkan pengusiran missal terhadap warga Muslim di Eropa.Warga Belanda Cemas Sikap Anti Islam Wilders
Hidayatullah.com--Keluarga Bernards bukanlah orang Muslim. Namun, seperti banyak orang Belanda lain, meningkatnya popularitas Geert Wilders yang anti-Islam dan partai sayap kanan jauh di Parlemen Eropa membuat mereka takut.
"Kondisinya semakin menakutkan," ujar Marjina Bernard dari Kota Rotterdam.
Partai pimpinan Wilders menduduki posisi kedua dalam pemilu Parlemen Eropa awal bulan ini dengan meraih enam dari 24 kursi. Partai yang mengkampanyekan kebijakan anti-Islam, anti-imigran semakin menambah kekuatan hingga dua kali lipat di parlemen Eropa. Banyak pihak khawatir bahwa popularitas ini bakal semakin mendorong Wilders dan partainya untuk berkuasa pada pemilu tahun depan.
"Setelah ini, saya sungguh yakin bahwa Wilders bakal menjadi perdana menteri dalam pemilu parlemen 2011, atau sekurangnya menetapkan agenda politik. Kondisi ini seperti yang terjadi di Jerman pada 1930-an," kata Alfred Bernard, seorang pengacara.
Wilders, yang partainya meraih sembilan kursi di 150 kursi parlemen Belanda, tidak menyembunyikan ambisi untuk menjabat perdana menteri. Banyak orang percaya bahwa Wilders menjadi lebih rasis dan bermusuhan terhadap umat Muslim dan akan melanjutkan sikapnya ini setelah menang dalam pemilu Eropa. "Ia semakin ekstrem menentang umat Muslim," tegas Marjina.
Wilders, yang mendirikan partai anti-imigran pada 2006, dikenal dalam pidatonya yang mengecam Islam dan umat Islam. Ia merilis film dokumen 'Fitna' atau hasutan dalam bahasa Arab yang berdurasi 15 menit pada Maret 2008 yang isinya menyebut Al-Quran mengobarkan kekerasan. Filmnya ini memicu kecaman internasional. Sebelumnya ia juga menyerukan larangan peredaran Al-Quran yang dianggap fasis.
Ia bersumpah akan menetapkan kebijakan baru melawan umat Islam yang berjumlah satu juta dari 16 juta orang Belanda begitu partainya berkuasa. Ia akan menghentikan imigrasi dari negara muslim dan menutup sekolah Islam. "Kami ingin merasa lebih bangga dengan identitas kami," tandasnya.
Alfred khawatir bakal semakin banyak orang tertarik dengan pandangan Wilders yang rasial, khususnya di tengah resesi global. "Orang-orang menjadi kehilangan arah karena krisis ekonomi. Banyak orang merasa tak puas dengan politisi utama," kata Alfred.
Namun Martin Voltuees, seorang pemilik kafe dan penduduk Rotterdam, tidak sependapat. Ia percaya bahwa masyarakat Belanda terlalu toleran dipengaruhi oleh gagasan Wilders yang ekstrem dan xenofobia.
Anggota parlemen ekstrim kanan Belanda itu mengusulkan deportasi massal terhadap umat Islam di Eropa ketika ditanya wartawan dalam sebuah wawancara dengan televisi publik Denmark. Wilders mengatakan, jutaan orang Islam Eropa harus dideportasi dan dicopot kewarganegaraan Eropa mereka.
woooow............
ReplyDeletejahatnya