Zona Liputan Khusus
Akhirnya selesai juga judul post saya kali ini. Setelah ber-investigasi ke kiri dan ke kanan namun pd akhirnya kelar juga tulisan yg mungkin akan mengubah hidup anda!!! (yakin loh)
Masih berawal dari forum Topix yg merupakan ajang perang dingin orang2 Indonesia dng Malaysia... mereka mulai membicarakan ttg illegal loging yang dilakukan oleh kubu Malaysia pada hutan2 di Kalimantan. Hmm... memang ini berita yg 'mungkin' basi atau tidak panas lagi bagi pembaca, tapi coba bayangkan (sebentar aja deeeh..), hutan itu adalah pemberian bumi untuk SEMUA umat manusia...inget....SEMUA.... jadi jika pembaca masih cuek2 saja dan masa bodoh dengan hal ini..... maka anak cucu kita hanya bisa melihat hutan dari Google, Discovery Channel atau Buku Sejarah.
Distribusi hutan Indonesia menurut fungsinya: konservasi [19 %], perlindungan [28 %], produksi [53 %]. Soal hutan ini, Indonesia punya 2 gelar: pemilik hutan terluas nomor 8 di dunia dan; negara yang mengalami penyusutan hutan nomor 2 paling cepat.Menurut salah satu laporan Badan Pangan Dunia [FAO] tahun 2006, hutan Indonesia susut 1, 87 juta hektare pertahun. Angka ini hanya bisa dikalahkan oleh Brasil yang kehilangan rimba 3 juta hektare setiap tahun.
Sebuah fakta; Indonesia akan masuk dalam Buku Rekor Dunia Guinness edisi tahun 2008 sebagai Negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat diantara 44 negara yang memiliki 90 persen sisa hutan dunia!
Apakah pembaca tidak lelah, jika negara kita selalu 'juara' dalam hal2 yang negatif dan kurang baik.
Apakah pembaca tidak malu, kekurangan kita dalam hal-hal semacam ini dijadikan olok-olok dan penghinaan yang terus-menerus. Iya kan...!? Dalam jiwa yg terdalam, kita pasti merasa lelah, malu dan kesal dengan hal ini....meski terkadang kita tidak mau ambil pusing.
Nah, masalahnya adalah...sang pencuri ternyata bukan hanya datang dari bangsa sendiri, bangsa tetangga pun 'ngiler' melihat hutan kita yang terbentang sangat luas dan belum dimanfaatkan oleh kita, sehingga mereka mencuri-curi kesempatan untuk mencuri (haah...!!)
Dalam hal ini....Malaysia....bukan hanya karena sentimen kita pada mereka.....tapi......karena sang 'pencuri' memperkerjakan sang 'pemilik' hutan untuk mencuri hutan mereka sendiri. (nah loe...bingung). Ironis bukan ?
Namun apa daya, aparat keamanan sulit sekali menangkap para pencuri kayu dari Malaysia. Di pihak lain Kalbar dan Kaltim yang paling berdekatan dengan Malaysia tampaknya kurang antusias memberantas para pembalak liar tersebut (kayaknya mereka malah berteman baik) . Aksi tersebut telah merusak sejumlah taman nasional, misalnya Taman Nasional Meratus, Tanjung Puting, Gunung Palung, Danau Sentarum, Betung Kerihun, dan Kayan Mentarang. Rusaknya taman nasional ini tidak saja merugikan Indonesia, tapi juga merugikan dunia ilmu pengetahuan.
Hmmm....apakah sesulit itu menangkap para cukong2 itu ya? Sebenarnya tidak juga, itu semua tergantung dari kesungguhan dan niat para petinggi negeri ini. Beberapa warga di sekitar lokasi penemuan di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Meranti mengatakan para cukong2 yg membiayai ilegal logging adalah orang malaysia. Pada tahun 2007 ilegal logging sempat mereda akibat gencarnya operasi pembalakan liar dan pada 2009 para cukong itu mulai berulah lagi.
Masih menurut warga tadi, kayu tersebut ditebang dari daerah hulu Sungai Tohor oleh pekerja dan dialirkan menuju sungai, namun sebelumnya disembunyikan di sejumlah kanal untuk menghindari patroli polisi. "Warga kami menentang illegal logging karena merusak lingkungan dan nanti akan merugikan anak-cucu kami," ujarnya.
Mari kita perhatikan hal berikut ini, Malaysia adalah negara pengekspor utama kayu tropis dunia. Negeri serumpun yang punya hutan produksi 11,8 juta hektare itu mampu mengekspor kayu yang sangat besar ke Uni Eropa, yaitu 5 juta meter kubik kayu bulat dan 3 juta meter kubik kayu gergajian tiap tahun. Malaysia juga mengekspor kayu tropis ke China sebesar 4,5 juta meter kubik per tahun.
Bayangkan, dengan hitung-hitungan ala janker (maksudnya asal2an gtu), hutan mereka akan habis dengan jangka waktu 5 tahun saja........huuuug......!!!
Tapi ternyata bukan hanya mereka yg patut kita curigai, belakangan China juga tumbuh menjadi pengekspor kayu tropis ke Eropa, Amerika, dan Jepang.
Pertanyaannya, dari mana asal kayu tropis China? Greenomics, lembaga kajian kehutanan independen di Jakarta, sangat menyayangkan kenapa AS, Eropa, dan Jepang percaya saja bahwa kayu tropis dari China itu memenuhi standar internasional, dalam arti kayu tersebut diperoleh dari hutan produksi lestari, padahal kedua negari itu tidak mempunyai hutan tropis yang luas dan mampu menghasilkan produk kayu tropis sebanyak itu.
Amerika, misalnya, mengimpor kayu tropis dari China dan Malaysia sebesar US$23,3 miliar per tahun, Uni Eropa US$13,2 miliar, dan Jepang US$11,8 miliar. Dari mana kayu tropis yang diekspor Malaysia dan China tersebut?
Ngiiiiing.......sepi.......nggak ada yang mau jawab......
Negara-negara maju yang sering menyuarakan global warming juga dingin-dingin aja menyikapi hal ini, dan Greenomic menyebut negara-negara maju tersebut munafik. Ya eyalah, dapet darimana kebutuhan kayu mereka...mengingat menebang hutan di negeri mereka sendiri membutuhkan izin yang sangat sulit.
Kabar raibnya hutan2 indonesia yg berubah menjadi kayu gelondongan menuju malaysia sebenarnya sudah lama sekali di dengar pihak Jakarta. Era Megawati hingga SBY, mereka sudah memperingatkan Malaysia untuk tidak bekerja sama dengan mafia lokal indonesia, namun sepertinya mereka tidak menggubris.
Mata batin, mata hati dan mata asli mereka tertutupi dolar.....kira-kira begini gambarnya $_$
Hahaha..., kembali ke topik....maka sudah saatnya kita memilih pemimpin yang menyuarakan anti ilegal logging, jangan hanya ekonomi makmur saja....ingat, makmur bukan berarti senang dan bahagia (tengok tetangga kita, he5)
Tujuan saya menulis ini sudah saya tekankan di awal tadi, yakni untuk mengubah hidup sang pembaca, dan paling tidak.... mengubah pola pandang pembaca dalam menyikapi pembalakan hutan. Saya masih ingat apa itu esensi sebuah blog menurut Yaro Starak dalam bukunya, blog profil blueprint.
Jadi mulai sekarang fokuskan, apa kira-kira hal yang telah kita lakukan untuk hutan kita.
Tidak ada, sedikit, atau banyak hal yang telah kita perbuat untuk hutan kita.
Fokus.... kita adalah bangsa yang besar, kita merdeka dengan tangan kita sendiri, maka kita pasti bisa mencegah ilegal logging dengan cara kita sendiri.
Lalu .... apa ? dan bagaimana ?
Huuff.... ingin sekali kujawab; "aku juga tidak tahu", namun tidak boleh ada kata itu disini, maka akan saya jawab; "Ya dengan cara ini, menulis, mempublikasikan suatu masalah kepada orang banyak, kepada bule2 diluar sana....agar mereka tahu, kursi yang mereka beli kayunya berasal dari indonesia namun diperoleh dengan cara mencuri.
Naah, giliran para pembaca sekarang, kasih dunk masukan-masukan, komen, atau apa saja yang ada di benak kalian. Lalu segera kita lakukan langkah kecil, dan semakin lama akan semakin besar.... ingat, sebelum kita bisa jadi kayak gini, kita juga pernah jadi anak kecil.
Masih berawal dari forum Topix yg merupakan ajang perang dingin orang2 Indonesia dng Malaysia... mereka mulai membicarakan ttg illegal loging yang dilakukan oleh kubu Malaysia pada hutan2 di Kalimantan. Hmm... memang ini berita yg 'mungkin' basi atau tidak panas lagi bagi pembaca, tapi coba bayangkan (sebentar aja deeeh..), hutan itu adalah pemberian bumi untuk SEMUA umat manusia...inget....SEMUA.... jadi jika pembaca masih cuek2 saja dan masa bodoh dengan hal ini..... maka anak cucu kita hanya bisa melihat hutan dari Google, Discovery Channel atau Buku Sejarah.
Distribusi hutan Indonesia menurut fungsinya: konservasi [19 %], perlindungan [28 %], produksi [53 %]. Soal hutan ini, Indonesia punya 2 gelar: pemilik hutan terluas nomor 8 di dunia dan; negara yang mengalami penyusutan hutan nomor 2 paling cepat.Menurut salah satu laporan Badan Pangan Dunia [FAO] tahun 2006, hutan Indonesia susut 1, 87 juta hektare pertahun. Angka ini hanya bisa dikalahkan oleh Brasil yang kehilangan rimba 3 juta hektare setiap tahun.
Sebuah fakta; Indonesia akan masuk dalam Buku Rekor Dunia Guinness edisi tahun 2008 sebagai Negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat diantara 44 negara yang memiliki 90 persen sisa hutan dunia!
Apakah pembaca tidak lelah, jika negara kita selalu 'juara' dalam hal2 yang negatif dan kurang baik.
Apakah pembaca tidak malu, kekurangan kita dalam hal-hal semacam ini dijadikan olok-olok dan penghinaan yang terus-menerus. Iya kan...!? Dalam jiwa yg terdalam, kita pasti merasa lelah, malu dan kesal dengan hal ini....meski terkadang kita tidak mau ambil pusing.
Nah, masalahnya adalah...sang pencuri ternyata bukan hanya datang dari bangsa sendiri, bangsa tetangga pun 'ngiler' melihat hutan kita yang terbentang sangat luas dan belum dimanfaatkan oleh kita, sehingga mereka mencuri-curi kesempatan untuk mencuri (haah...!!)
Dalam hal ini....Malaysia....bukan hanya karena sentimen kita pada mereka.....tapi......karena sang 'pencuri' memperkerjakan sang 'pemilik' hutan untuk mencuri hutan mereka sendiri. (nah loe...bingung). Ironis bukan ?
Namun apa daya, aparat keamanan sulit sekali menangkap para pencuri kayu dari Malaysia. Di pihak lain Kalbar dan Kaltim yang paling berdekatan dengan Malaysia tampaknya kurang antusias memberantas para pembalak liar tersebut (kayaknya mereka malah berteman baik) . Aksi tersebut telah merusak sejumlah taman nasional, misalnya Taman Nasional Meratus, Tanjung Puting, Gunung Palung, Danau Sentarum, Betung Kerihun, dan Kayan Mentarang. Rusaknya taman nasional ini tidak saja merugikan Indonesia, tapi juga merugikan dunia ilmu pengetahuan.
Hmmm....apakah sesulit itu menangkap para cukong2 itu ya? Sebenarnya tidak juga, itu semua tergantung dari kesungguhan dan niat para petinggi negeri ini. Beberapa warga di sekitar lokasi penemuan di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Meranti mengatakan para cukong2 yg membiayai ilegal logging adalah orang malaysia. Pada tahun 2007 ilegal logging sempat mereda akibat gencarnya operasi pembalakan liar dan pada 2009 para cukong itu mulai berulah lagi.
Masih menurut warga tadi, kayu tersebut ditebang dari daerah hulu Sungai Tohor oleh pekerja dan dialirkan menuju sungai, namun sebelumnya disembunyikan di sejumlah kanal untuk menghindari patroli polisi. "Warga kami menentang illegal logging karena merusak lingkungan dan nanti akan merugikan anak-cucu kami," ujarnya.
Mari kita perhatikan hal berikut ini, Malaysia adalah negara pengekspor utama kayu tropis dunia. Negeri serumpun yang punya hutan produksi 11,8 juta hektare itu mampu mengekspor kayu yang sangat besar ke Uni Eropa, yaitu 5 juta meter kubik kayu bulat dan 3 juta meter kubik kayu gergajian tiap tahun. Malaysia juga mengekspor kayu tropis ke China sebesar 4,5 juta meter kubik per tahun.
Bayangkan, dengan hitung-hitungan ala janker (maksudnya asal2an gtu), hutan mereka akan habis dengan jangka waktu 5 tahun saja........huuuug......!!!
Tapi ternyata bukan hanya mereka yg patut kita curigai, belakangan China juga tumbuh menjadi pengekspor kayu tropis ke Eropa, Amerika, dan Jepang.
Pertanyaannya, dari mana asal kayu tropis China? Greenomics, lembaga kajian kehutanan independen di Jakarta, sangat menyayangkan kenapa AS, Eropa, dan Jepang percaya saja bahwa kayu tropis dari China itu memenuhi standar internasional, dalam arti kayu tersebut diperoleh dari hutan produksi lestari, padahal kedua negari itu tidak mempunyai hutan tropis yang luas dan mampu menghasilkan produk kayu tropis sebanyak itu.
Amerika, misalnya, mengimpor kayu tropis dari China dan Malaysia sebesar US$23,3 miliar per tahun, Uni Eropa US$13,2 miliar, dan Jepang US$11,8 miliar. Dari mana kayu tropis yang diekspor Malaysia dan China tersebut?
Ngiiiiing.......sepi.......nggak ada yang mau jawab......
Negara-negara maju yang sering menyuarakan global warming juga dingin-dingin aja menyikapi hal ini, dan Greenomic menyebut negara-negara maju tersebut munafik. Ya eyalah, dapet darimana kebutuhan kayu mereka...mengingat menebang hutan di negeri mereka sendiri membutuhkan izin yang sangat sulit.
Kabar raibnya hutan2 indonesia yg berubah menjadi kayu gelondongan menuju malaysia sebenarnya sudah lama sekali di dengar pihak Jakarta. Era Megawati hingga SBY, mereka sudah memperingatkan Malaysia untuk tidak bekerja sama dengan mafia lokal indonesia, namun sepertinya mereka tidak menggubris.
Mata batin, mata hati dan mata asli mereka tertutupi dolar.....kira-kira begini gambarnya $_$
Hahaha..., kembali ke topik....maka sudah saatnya kita memilih pemimpin yang menyuarakan anti ilegal logging, jangan hanya ekonomi makmur saja....ingat, makmur bukan berarti senang dan bahagia (tengok tetangga kita, he5)
Tujuan saya menulis ini sudah saya tekankan di awal tadi, yakni untuk mengubah hidup sang pembaca, dan paling tidak.... mengubah pola pandang pembaca dalam menyikapi pembalakan hutan. Saya masih ingat apa itu esensi sebuah blog menurut Yaro Starak dalam bukunya, blog profil blueprint.
Jadi mulai sekarang fokuskan, apa kira-kira hal yang telah kita lakukan untuk hutan kita.
Tidak ada, sedikit, atau banyak hal yang telah kita perbuat untuk hutan kita.
Fokus.... kita adalah bangsa yang besar, kita merdeka dengan tangan kita sendiri, maka kita pasti bisa mencegah ilegal logging dengan cara kita sendiri.
Lalu .... apa ? dan bagaimana ?
Huuff.... ingin sekali kujawab; "aku juga tidak tahu", namun tidak boleh ada kata itu disini, maka akan saya jawab; "Ya dengan cara ini, menulis, mempublikasikan suatu masalah kepada orang banyak, kepada bule2 diluar sana....agar mereka tahu, kursi yang mereka beli kayunya berasal dari indonesia namun diperoleh dengan cara mencuri.
Naah, giliran para pembaca sekarang, kasih dunk masukan-masukan, komen, atau apa saja yang ada di benak kalian. Lalu segera kita lakukan langkah kecil, dan semakin lama akan semakin besar.... ingat, sebelum kita bisa jadi kayak gini, kita juga pernah jadi anak kecil.
great blog visit mine getyourcdl.blogspot.com
ReplyDelete@rling28
ReplyDeleteyeah...you're welcome. But you give an unvalid address, then i cant visit your blog.